Upacara Adat Bahajat Ngeniat di Balai Keramat Batu Betanam – Kabupaten Melawi, yang terletak di Kalimantan Barat, merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di tengah hutan tropis yang lebat dan aliran sungai yang berliku, hidup Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai, sebuah komunitas yang masih kuat memegang teguh nilai-nilai budaya dan adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam keseimbangan dengan alam dan menjunjung tinggi kepercayaan serta tradisi leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu ciri khas dari wilayah adat ini adalah keberadaan banyak balai keramat yang berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual dan budaya. Balai keramat ini bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga menjadi pusat dari berbagai ritual dan upacara adat yang menyatukan masyarakat dalam kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur mereka. Di antara balai-balai keramat tersebut, Balai Keramat Batu Betanam menonjol sebagai salah satu yang paling sakral dan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat adat.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri lebih dalam tentang asal-usul Balai Keramat Batu Betanam dan makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kita juga akan mengupas tentang salah satu upacara adat terbesar yang diadakan di balai keramat ini, yaitu Bahajat Ngeniat. Upacara ini merupakan salah satu ritual terpenting bagi Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai, yang mencerminkan betapa kuatnya hubungan mereka dengan alam, leluhur, dan nilai-nilai spiritual yang telah mengakar dalam kehidupan mereka selama berabad-abad.
Asal Usul Balai Keramat Batu Betanam
Batu Betanam adalah tempat bersejarah yang memainkan peran penting dalam sejarah Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai. Dalam cerita lisan dan penuturan dari para tetua adat, Batu Betanam merupakan tempat terjadinya pertempuran hebat dalam masa lalu yang hampir memicu perang dan pertumpahan darah. Ketika konflik tersebut terjadi, masyarakat setempat menanam atau menancapkan batu sebagai tanda keterlibatan mereka dalam peperangan untuk mempertahankan wilayah adat mereka.
Tujuan dari penanaman batu ini mungkin untuk membantu menghitung korban selamat dan yang gugur setelah peperangan berakhir. Batu tersebut menjadi penanda yang sangat penting dalam sejarah dan budaya Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai, mengingatkan mereka akan pengorbanan para leluhur mereka yang mempertahankan wilayah adat.
Balai Keramat Batu Betanam, oleh karena itu, tidak hanya menjadi tempat suci bagi masyarakat, tetapi juga sebuah simbol penting yang mengingatkan mereka akan sejarah perjuangan dan keberanian para leluhur mereka.
Ritual dan Upacara Adat di Balai Keramat Batu Betanam
Balai Keramat Batu Betanam menjadi tempat di mana berbagai ritual dan upacara adat dilakukan oleh Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai. Upacara-upacara ini memiliki tujuan yang bervariasi, termasuk meminta bantuan, perlindungan, bimbingan, kesejahteraan, kedamaian, dan keberhasilan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu upacara adat yang paling besar dan penting adalah Bahajat Ngeniat.
Upacara Bahajat Ngeniat
Upacara adat Bahajat Ngeniat adalah momen penting dalam kehidupan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai. Tujuannya adalah untuk meminta bantuan, perlindungan, kekuatan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi seluruh warga masyarakat adat. Upacara ini juga berfungsi untuk memastikan tidak ada yang membahayakan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Upacara Bahajat Ngeniat juga mencakup penghormatan kepada leluhur mereka yang telah mempertahankan wilayah adat selama bertahun-tahun. Dalam beberapa aspek, upacara ini juga bertujuan untuk merayakan sejarah mereka yang berjuang mati-matian demi mempertahankan wilayah adat.
Selama upacara ini, peserta juga mengucapkan sumpah adat. Sumpah adat tersebut dimaksudkan untuk mengganggu dan menghalangi pihak-pihak yang berusaha merusak hutan, tanah, atau sumber daya alam lainnya yang menjadi warisan adat mereka. Sumpah adat ini adalah cara untuk menjaga dan melindungi wilayah adat mereka dari gangguan modernitas dan kepentingan ekonomi yang mungkin merugikan warisan mereka.
Tahapan Prosesi Upacara Adat Bahajat Ngeniat
Upacara Bahajat Ngeniat terdiri dari beberapa tahapan prosesi yang penting:
1. Upacara Adat Nyengkolan: Ini adalah prosesi pembukaan yang dilakukan di rumah masing-masing peserta sebelum mereka berangkat ke Balai Keramat Batu Betanam. Tujuannya adalah untuk meminta perlindungan dan keselamatan selama perjalanan ke tempat upacara. Sejumlah perangkat adat digunakan, termasuk tiang, gelang, darah ayam, beras kuning, mandau, daun sabang, bulu langgai tinggang, dan tuak.
2. Upacara Adat Menabur Beras Kuning: Ketika peserta tiba di Balai Keramat Batu Betanam, mereka melaksanakan upacara menabur beras kuning. Ini adalah cara untuk memberitahu para penunggu Batu Betanam bahwa mereka telah tiba dengan selamat dan siap mengikuti upacara Bahajat Ngeniat. Prosesi ini melibatkan menaburkan beras kuning di kepala peserta dan menyentuhkan kaki ke tanah sebanyak tujuh kali sebagai simbol kedatangan.
3. Upacara Adat Bahajat Ngeniat: Prosesi utama dari upacara ini termasuk menabur beras kuning, memukul tanah, membuat kelongkang, membuat pondok, dan pemanggilan roh-roh leluhur dan roh alam gaib. Proses ini dimaksudkan untuk meminta bantuan dan perlindungan dari para penguasa yang ada di alam gaib dan untuk memberikan penghormatan kepada leluhur mereka yang mempertahankan wilayah adat.
Kesimpulan
Balai Keramat Batu Betanam adalah situs bersejarah yang sangat penting bagi Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai. Di sini, mereka menjaga dan melestarikan tradisi, budaya, dan nilai-nilai yang telah diteruskan oleh para leluhur mereka. Upacara adat seperti Bahajat Ngeniat memungkinkan mereka untuk mempertahankan warisan adat mereka dari modernitas dan menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan alam gaib.
0 Komentar