Tradisi Suku Sasak Mengepel Rumah – Ketika kita berbicara tentang penggunaan kotoran sapi atau kerbau, kebanyakan dari kita akan menganggapnya sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman. Namun, di kalangan suku Sasak di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Dusun Sade di Pulau Lombok, kotoran hewan ini memiliki fungsi yang jauh lebih unik dan menarik. Bagi masyarakat Sasak, kotoran sapi dan kerbau bukan hanya sekadar pupuk, tetapi juga bahan penting dalam menjaga kebersihan dan keindahan rumah mereka. Penggunaan kotoran hewan ini sebagai alat mengepel lantai dan dinding rumah telah menjadi bagian dari tradisi suku Sasak yang diwariskan turun-temurun.
Tradisi suku Sasak yang menggunakan kotoran sapi dan kerbau untuk membersihkan rumah mungkin terdengar asing atau bahkan tidak biasa bagi banyak orang. Namun, bagi masyarakat Sasak, praktik ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk menjaga kebersihan sekaligus melindungi rumah dari gangguan serangga seperti lalat dan nyamuk. Selain itu, tradisi ini juga berfungsi untuk menjaga suhu rumah tetap nyaman, menjadikannya sejuk di musim panas dan hangat di musim hujan. Tradisi suku Sasak ini tidak hanya sekadar ritual membersihkan rumah, tetapi juga mencerminkan bagaimana mereka menghargai dan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka dengan bijak.
Lebih dari sekadar praktik kebersihan, tradisi suku Sasak ini merupakan simbol identitas budaya yang kuat. Di Dusun Sade, rumah-rumah tradisional yang disebut “Bale Ratih” masih mempraktikkan metode pembersihan unik ini. Lantai dan dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu dan tanah liat dilapisi dengan kotoran sapi atau kerbau untuk menciptakan permukaan yang kesat dan berkilau. Tradisi suku Sasak ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang, sekaligus menjadi bukti kekayaan budaya lokal yang terus hidup di tengah perkembangan zaman. Tradisi yang unik ini adalah salah satu contoh bagaimana suku Sasak mempertahankan kearifan lokal mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi Suku Sasak: Mengepel dengan Kotoran Sapi dan Kerbau
Bagi suku Sasak di Dusun Sade, menggunakan kotoran sapi atau kerbau untuk membersihkan rumah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki keyakinan kuat bahwa mencampur kotoran sapi atau kerbau dengan air dan menggunakan campuran tersebut untuk mengepel lantai dan dinding rumah akan menghasilkan hasil yang menakjubkan. Menurut mereka, lantai akan menjadi lebih kesat, mengkilap, dan terhindar dari serangan lalat dan nyamuk.
Lebih lanjut, rumah adat suku Sasak, yang disebut “Bale Ratih,” memiliki atap dari alang-alang dan dinding terbuat dari anyaman bambu. Mereka percaya bahwa sering mengepel rumah dengan campuran kotoran hewan ini dapat menjaga suhu di dalam rumah. Saat musim kemarau, rumah tetap dingin, sementara saat musim penghujan, rumah tetap hangat.
Tradisi Suku Sasak ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan suku Sasak yang telah berkeluarga. Mereka membersihkan lantai dan dinding rumah dengan kotoran sapi atau kerbau setidaknya sekali sebulan. Hasilnya adalah deretan rumah yang bersih, berkilau, dan mengundang para pengunjung dengan eksotisnya. Ketika Anda berkesempatan untuk masuk ke dalam rumah mereka, Anda akan merasakan sensasi lantai yang sangat kesat dan mengkilap di bawah kaki Anda.
Penggunaan Kotoran Sapi dan Kerbau yang Lebih Luas
Selain digunakan untuk membersihkan lantai dan dinding rumah, suku Sasak juga memanfaatkan kotoran hewan ini untuk campuran lantai rumah adat mereka. Dicampur dengan bahan lain, kotoran sapi atau kerbau diyakini memiliki fungsi mirip dengan semen, yang berperan sebagai bahan perekat untuk membuat lantai rumah menjadi kokoh dan tahan lama, serta tidak mudah retak.
Tradisi membersihkan rumah dengan kotoran sapi atau kerbau ini menjadi salah satu penanda kuat budaya suku Sasak di Dusun Sade. Meskipun mungkin terdengar aneh bagi beberapa orang, tradisi ini adalah bukti kekayaan budaya Indonesia yang penuh kreativitas. Suku Sasak telah menemukan cara yang unik dan efektif untuk menjaga rumah mereka tetap bersih, tahan lama, dan nyaman.
Tradisi ini mengingatkan kita akan kebijaksanaan lokal yang berdampingan dengan alam dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita dapat belajar dari mereka bahwa terkadang, jawaban atas masalah sederhana sehari-hari mungkin ada di sekitar kita, bahkan dalam hal-hal yang tidak terduga. Sebuah kotoran hewan bisa menjadi solusi yang brilian bagi suku Sasak, dan tradisi ini telah menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya mereka.
Kesimpulan
Kesimpulannya, tradisi mengepel dengan kotoran sapi dan kerbau yang dipraktikkan oleh suku Sasak di Dusun Sade menunjukkan betapa pentingnya hubungan mereka dengan alam serta kebijaksanaan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar, mereka tidak hanya menjaga kebersihan rumah, tetapi juga menciptakan kondisi hunian yang nyaman dan tahan lama. Tradisi ini adalah cerminan kreativitas suku Sasak dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang efektif dan berkelanjutan. Di tengah modernisasi, praktik ini tetap bertahan sebagai warisan budaya yang patut dihargai dan dipelajari.
0 Komentar