Suku Bajo merupakan salah satu komunitas maritim yang paling dikenal di Nusantara. Keberadaan mereka telah lama menjadi bagian dari sejarah peradaban bahari di Indonesia. Suku Bajo berasal dari kelompok masyarakat yang menjadikan laut sebagai tempat tinggal dan sumber penghidupan utama. Mereka hidup berpindah-pindah di perairan dengan menggunakan perahu sebagai rumah, sehingga mendapatkan julukan “manusia perahu.”
Terdapat berbagai versi mengenai asal-usul suku Bajo. Beberapa sumber menyebut bahwa suku Bajo berasal dari para prajurit Kerajaan Johor yang ditugaskan mencari putri raja yang hilang di laut lepas. Namun, setelah bertahun-tahun tidak menemukan sang putri, mereka akhirnya memilih untuk tidak kembali ke kerajaan dan menjalani kehidupan di laut. Selain itu, ada juga teori yang mengaitkan suku Bajo dengan masyarakat pelaut dari Vietnam dan Filipina, berdasarkan kemiripan bahasa dan budaya mereka.
Selain legenda dan sejarah lisan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suku Bajo berasal dari tradisi pelaut nomaden yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Mereka beradaptasi dengan lingkungan laut dan mengembangkan keterampilan navigasi yang luar biasa. Sampai saat ini, meskipun banyak dari mereka telah menetap di rumah panggung di atas air, tradisi dan kearifan lokal mereka tetap lestari.
Siapakah Suku Bajo?
Suku Bajo adalah komunitas maritim yang dikenal sebagai “manusia perahu” karena kehidupan mereka yang erat dengan lautan. Mereka tersebar di berbagai wilayah pesisir Indonesia, seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, serta di negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina. Suku Bajo berasal dari kelompok pelaut nomaden yang sejak dahulu telah menjadikan laut sebagai rumah mereka. Mereka memiliki keterampilan luar biasa dalam navigasi, berburu ikan, dan bertahan hidup di perairan luas tanpa bergantung pada daratan.

Meski banyak yang kini menetap di rumah panggung di atas air, tradisi hidup di laut masih kental dalam budaya mereka. Suku Bajo berasal dari komunitas yang telah beradaptasi selama berabad-abad dengan ekosistem laut, sehingga memiliki pengetahuan mendalam tentang arus laut, cuaca, dan keberadaan ikan. Keahlian ini diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan mereka salah satu suku maritim paling tangguh di dunia. Bahkan hingga kini, beberapa keluarga Bajo masih memilih untuk hidup di perahu dan terus berpindah mengikuti sumber daya laut yang tersedia.
Asal-Usul Suku Bajo
Ada beberapa teori mengenai asal-usul Suku Bajo:
- Dari Kerajaan Johor – Legenda menyebutkan bahwa mereka adalah prajurit Johor yang diperintahkan mencari putri raja yang hilang. Tidak menemukan sang putri, mereka memilih untuk hidup di laut.
- Dari Vietnam dan Filipina – Beberapa penelitian menghubungkan Suku Bajo dengan komunitas maritim di Vietnam dan Filipina berdasarkan kesamaan bahasa dan budaya.
- Ketutunan Pelaut Nomaden – Hipotesis lain menyatakan bahwa Suku Bajo adalah keturunan pelaut nomaden yang telah bermigrasi sejak zaman kuno, menjadikan laut sebagai rumah mereka.
Kehidupan dan Tradisi Suku Bajo

Sebagai masyarakat yang bergantung pada laut, Suku Bajo memiliki tradisi unik, seperti:
- Rumah Panggung di Atas Laut – Mereka membangun permukiman di atas air dengan rumah yang terhubung oleh jembatan kayu.
- Kemampuan Menyelam Luar Biasa – Suku Bajo dikenal sebagai penyelam andal yang bisa menahan napas hingga beberapa menit tanpa alat bantu.
- Sistem Navigasi Tradisional – Mereka mampu membaca arus, angin, dan bintang untuk bernavigasi di laut lepas.
- Ritual Laut – Sebelum melaut, mereka mengadakan ritual untuk meminta keselamatan dan hasil tangkapan yang melimpah.
Penutup
Suku Bajo adalah bukti ketahanan budaya maritim di Nusantara. Meski zaman berubah, mereka tetap mempertahankan tradisi dan identitas mereka sebagai manusia laut. Suku Bajo berasal dari komunitas pelaut yang telah hidup berdampingan dengan laut selama berabad-abad. Mereka menggantungkan hidup pada hasil laut dan memiliki keterampilan navigasi yang luar biasa, menjadikan mereka salah satu suku dengan hubungan paling erat dengan perairan Nusantara.
Keunikan mereka tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga warisan budaya yang patut dijaga. Suku Bajo berasal dari masyarakat yang meyakini bahwa laut adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Karena itu, adat istiadat, sistem kepercayaan, serta cara hidup mereka terus berkembang sejalan dengan ekosistem laut yang mereka huni. Warisan budaya ini menjadi cerminan bagaimana manusia dapat hidup selaras dengan alam, menjaga tradisi, dan tetap bertahan di tengah perubahan zaman.
Pranala Luar: Gambar pada artikel ini diambil dari Pinterest.
0 Komentar